SEJARAH DARI TITIK BA KE PI.E (2007-2022)

REKAM JEJAK PESANTREN ILMU EKSAKTA (PI.E)

Sabtu malam Ahad, 1 Mei 1999, sekitar 30 remaja bersenandung 99 asmaul husna menandai pembukaan MAKIYAH (Madrasah Kulliyat al-Islamiyyah) di Majlis Ta’lim Mambaul ‘Ulum asuhan Ustadz Achmad Zainuddin Shiddiq, Desa Kemanggungan, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal. Pendiri MAKIYAH, Ahmad Thoha Faz yang merupakan putra kedua Ustadz Zainuddin, waktu itu ialah lulusan SMA Negeri 1 Kota Tegal yang mengabdi sebagai guru matematika, IPA dan bahasa Inggris di MI Assalafiyah di desa yang sama.

Rabu malam Kamis, 25 Juli 2007, buku Titik Ba diluncurkan dan selaku ketua panitia ialah Agus Riyanto (bupati Tegal waktu itu). Sebagai pemateri diundang Habib Luthfi bin Yahya (ketua MUI Jawa Tengah) dan Dr Ir HM Sutarno SHI MSc MAg (dosen pembimbing skripsi Ahmad Thoha Faz).

6 Maret 2008, Thoha diundang pendiri Universitas Paramadina, Mas Tom (Utomo Dananjaya), lalu diangkat menjadi konsultan di Institute for Education Reform (IER). Metode aRTi (MRT) dan Matematika Detik, sebagai detail-operasional Titik Ba, adalah buah penelitian di bawah IER selama 6 tahun (2008-2014).

Juli 2009, sebagai laboratorium pendidikan ilmu eksakta yang berfokus pada “olah pikir”, Thoha merintis Sekolah Ilmu Eksakta (SIE), di Mejasem Barat, Kecamatan Kramat.

30 Maret 2017, peluncuran Matematika Detik (MD) Seri 1 “Inspirasi, Fondasi dan Garis Besar” di puncak acara MUSRENBANG Kabupaten Tegal oleh Wakil Bupati Tegal Dra Hj Umi Azizah.

Selama satu tahun, 2017-2018, Gerakan Kabupaten Tegal Berantas Gagap Hitung bergulir antara lain dengan perintisan Kampung Matematika Detik di 38 desa/kelurahan di Kabupaten Tegal.

Selama satu tahun, 2018-2019, pengenalan Titik Ba dan Matematika Detik di sejumlah tempat, antara lain di Masjid Salman ITB di Bandung, Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah di Yogyakarta dan Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) di Jakarta.

Sebagai syukuran 70 tahun KH Achmad Zainuddin Shiddiq (4 Februari 1951-2021), Republika menerbitkan ulang Titik Ba di tengah situasi pandemi Covid-19. Setahun kemudian dirintis Pesantren Ilmu Eksakta (PI.E) yang merupakan kebangkitan kembali MAKIYAH dan peleburan Sekolah Ilmu Eksakta (PI.E).