USKUN WA KUL (اسكن و كل): KERANGKA UNIVERSAL KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP

Ahmad Thoha Faz | Dipublikasikan pada 4 September 2025 | Kategori: Ayat-Ayat Cerita

“Dan Kami berfirman: ‘Wahai Adam, tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu, dan janganlah kamu dekati pohon ini, sehingga kamu termasuk orang-orang zalim.’”

— QS. Al-Baqarah: 35

Ayat ini bukan sekadar narasi teologis, melainkan formulasi biologis yang mencerminkan dua kebutuhan paling mendasar dari semua entitas hidup: kebutuhan akan tempat eksistensial dan kebutuhan akan asupan energi. Dua kata kerja perintah dalam ayat ini—اسكن (tinggallah) dan كلا (makanlah kalian berdua)—secara eksplisit merangkum pola kebutuhan yang berlaku universal, bahkan pada entitas biologis paling sederhana seperti virus.

-–

I. USKUN: Kebutuhan akan Habitat atau Medium Eksistensial

Dalam biologi, tidak ada makhluk hidup yang dapat berfungsi tanpa habitat. Virus, meskipun bukan organisme seluler, tetap membutuhkan sel inang sebagai tempat tinggal dan wadah untuk bereplikasi. Ia tidak aktif di luar sel, dan hanya “hidup” secara fungsional ketika berada dalam medium biologis yang sesuai.

Begitu pula dengan kingdom lain. Bakteri (Eubacteria) hidup di air, tanah, atau tubuh makhluk lain. Archaebacteria bertahan di lingkungan ekstrem seperti sumber air panas atau salinitas tinggi. Protista memerlukan medium cair untuk mobilitas dan metabolisme. Fungi tumbuh di substrat organik, baik yang mati maupun hidup. Tumbuhan memerlukan tanah dan cahaya sebagai tempat tumbuh. Hewan membutuhkan habitat spesifik untuk berlindung, berkembang biak, dan berinteraksi.

Tanpa habitat, tidak ada eksistensi biologis. “Uskun” bukan hanya tempat tinggal, tetapi struktur yang memungkinkan fungsi hidup berlangsung.

-–

II. KUL: Kebutuhan akan Nutrisi dan Energi

Setiap makhluk hidup juga membutuhkan asupan energi untuk bertahan hidup, tumbuh, dan bereproduksi. Virus “memakan” sistem sel inang—menggunakan enzim, ribosom, dan energi sel untuk menggandakan dirinya. Ia tidak memiliki sistem metabolisme sendiri, tetapi tetap bergantung pada sumber energi eksternal.

Bakteri menyerap substrat dari lingkungan atau inang. Archaebacteria mengubah senyawa anorganik menjadi energi melalui metabolisme ekstrem. Protista bisa menelan partikel atau menghasilkan energi dari cahaya. Fungi mengurai bahan organik dan menyerap hasilnya. Tumbuhan melakukan fotosintesis, mengubah cahaya dan karbon dioksida menjadi glukosa. Hewan mengonsumsi organisme lain atau produk tumbuhan sebagai sumber energi.

Tanpa nutrisi, tidak ada kehidupan aktif. “Kul” adalah bahan bakar biologis yang memungkinkan makhluk hidup menjalankan fungsi-fungsi vitalnya.

-–

III. Sintesis Biologis: Dua Poros Kehidupan

Pola “uskun wa kul” mencerminkan dua poros kehidupan yang tak terelakkan: tempat untuk eksis dan energi untuk hidup. Tidak ada makhluk hidup yang melampaui dua kebutuhan ini. Bahkan entitas yang tidak memiliki sel seperti virus tunduk pada pola ini. Ia membutuhkan tempat (sel inang) dan energi (mesin sel) untuk menjalankan siklus hidupnya.

Pola ini berlaku konsisten di seluruh kingdom: Eubacteria, Archaebacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Semua beroperasi dalam kerangka yang sama, meskipun dengan mekanisme yang berbeda.

-–

IV. Implikasi Epistemik dan Kurikuler

Pola ini dapat dijadikan kerangka dasar dalam pendidikan biologi. Ia menyederhanakan kompleksitas kehidupan menjadi dua kebutuhan universal yang dapat diajarkan sejak dini. Dalam desain ekosistem buatan, pola ini membantu memastikan bahwa habitat dan nutrisi tersedia untuk setiap spesies yang dilibatkan. Dalam etika lingkungan dan kesehatan, pola ini menegaskan bahwa perlindungan terhadap habitat dan rantai makanan adalah perlindungan terhadap kehidupan itu sendiri.

-–

Penutup

Dalam satu ayat, Allah merumuskan kerangka biologis universal: semua makhluk hidup membutuhkan tempat untuk eksis dan energi untuk hidup. Dari virus yang bergantung pada sel inang hingga manusia yang membangun peradaban, tidak ada kehidupan yang melampaui dua kebutuhan ini.