Tepat pada peringatan hari Kartini, 21 April 2024, tiga sosok dokter perempuan membawa Tafsir Al Mishbah ke PI.E
21 April 2024, satu paket berisi 12 jilid Tafsir Al Mishbah datang ke Pesantren Ilmu Eksakta (PI.E). Dibawa langsung Dokter Endang Nuryanto dan rombongan.
Mengapa PI.E meluaskan jangkauan perhatian ke tafsir al-Qur’an?
"Marketing Revolution": Iblis versus Tung Desem Waringin
Dalam dunia pemasaran, Tung Desem Waringin dikenal sebagai pelopor strategi komunikasi yang ekstrem namun efektif. Ia menekankan bahwa orang tidak membeli karena logika, tetapi karena emosi—terutama rasa takut, rasa kurang, dan keinginan untuk menjadi lebih. Strategi ini dikenal sebagai Marketing Revolution, sebuah pendekatan yang menggugah emosi, membangun kredibilitas, dan menutup penjualan dengan positioning yang kuat. Menariknya, strategi ini secara teknis tercermin dalam dua tahap godaan Iblis terhadap Adam dan Hawa dalam QS. Al-A’raf ayat 20–21. Meski tujuannya destruktif, tekniknya adalah revolusi komunikasi yang patut dikaji—agar bisa dikenali, diwaspadai, dan dibalikkan untuk kebaikan.
“Dan Kami berfirman: ‘Wahai Adam, tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu, dan janganlah kamu dekati pohon ini, sehingga kamu termasuk orang-orang zalim.’”
— QS. Al-Baqarah: 35
Ayat ini bukan sekadar narasi teologis, melainkan formulasi biologis yang mencerminkan dua kebutuhan paling mendasar dari semua entitas hidup: kebutuhan akan tempat eksistensial dan kebutuhan akan asupan energi. Dua kata kerja perintah dalam ayat ini—اسكن (tinggallah) dan كلا (makanlah kalian berdua)—secara eksplisit merangkum pola kebutuhan yang berlaku universal, bahkan pada entitas biologis paling sederhana seperti virus.
Mengikuti Musa atau Qarun? QS.28:79 disampaikan Ahmad Thoha Faz ketika dipercaya memimpin doa pada syukuran wisuda Teknik Industri ITB, Maret 2005. Tepat sehari sebelumnya, Rektor ITB secara resmi memberi endorsement untuk Titik Ba.
Dalam QS. Al-Baqarah (2):34, Allah menggambarkan respons Iblis terhadap perintah sujud kepada Adam dengan dua kata kunci yang sarat makna psikologis dan epistemik: abā (أَبَىٰ) dan istakbara (ٱسْتَكْبَرَ). Ayat ini bukan sekadar narasi keengganan, melainkan dokumentasi urutan mental yang presisi—di mana penolakan mendahului pembenaran. Ini bukan hanya urutan linguistik, tetapi juga urutan kognitif dan neurologis yang konsisten.
“Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat, dan peringatan bagi orang yang beriman.”
Even angels ask (Bahkan Malaikat Pun Bertanya). Itu judul buku karya matematikawan, Profesor Jeffrey Lang, yang akhirnya masuk Islam setelah membaca al-Qur’an. Ya, kisah Nabi Adam versus malaikat dalam kontestasi kekhalifahan sungguh memikat. Tapi siapakah malaikat?