TIDAK ADA KAUSALITAS DALAM كُن فَيَكُون: TINJAUAN LINGUISTIK DAN TERUTAMA FISIKA MUTAKHIR

Ahmad Thoha Faz | Dipublikasikan pada 3 November 2025 | Kategori: Titik Ba

Pendahuluan

Klausa Qur’ani كُن فَيَكُونُ sering dipahami sebagai perintah ilahi yang menyebabkan sesuatu terjadi. Namun, jika ditinjau secara ketat dari sisi linguistik, filsafat bahasa, dan fisika mutakhir, klausa ini tidak menunjukkan kausalitas dalam pengertian klasik. Yang hadir bukanlah urutan sebab-akibat, melainkan identitas ontologis antara makna dan manifestasi. Bahkan, struktur ini lebih menyerupai simetri eksistensial sebagaimana ditemukan dalam fenomena quantum entanglement. Untuk memahami ini secara utuh, kita perlu mengurai konsep كلام نافذ—ujaran yang langsung mengadakan.

Tinjauan Linguistik: Ujaran yang Mengadakan

Secara gramatikal, كُن adalah fi’il amr dari akar كانَ yang berarti “menjadi” atau “ada.” Sedangkan فَيَكُونُ adalah fi’il mudhari’ yang menunjukkan keberlangsungan atau aktualisasi. Partikel فَـ dalam فَيَكُونُ adalah فاء السببية, yang secara balaghah menunjukkan hubungan kausal langsung. Namun, dalam konteks ilahi, hubungan ini bukanlah urutan temporal, melainkan koeksistensi makna dan wujud.

Dalam teori ujaran (speech act theory), كُن bukanlah ujaran deskriptif, melainkan performatif ontologis. Ia tidak sekadar menyampaikan makna, tetapi mengadakan realitas. Tidak ada proses transisi, tidak ada penundaan, tidak ada perantara. Maka, كُن bukanlah sebab dari فَيَكُونُ, melainkan identik dengannya.

كلام نافذ: Bahasa yang Menembus Realitas

Istilah كلام نافذ berasal dari akar kata نَفَذَ – يَنْفُذُ yang berarti “menembus” atau “berlaku.” Secara morfologis, نافذ adalah ism fā’il yang berarti “yang berlaku” atau “yang efektif.” Maka, كلام نافذ berarti “ucapan yang langsung berlaku,” atau lebih tepatnya, “ujaran yang menembus realitas tanpa perantara.”

Dalam konteks ilahi, كلام نافذ adalah bentuk tertinggi dari ujaran performatif. Ia tidak membutuhkan medium, waktu, atau proses untuk menjadi kenyataan. Ia adalah makna yang langsung menjadi wujud. Maka, كُن adalah كلام نافذ—bukan sekadar perintah, tetapi struktur makna yang mengadakan.

Berbeda dari كلام خبري (ujaran informatif) atau كلام إنشائي (ujaran ekspresif), كلام نافذ tidak menunjuk pada sesuatu di luar dirinya. Ia adalah eksistensi itu sendiri dalam bentuk ujaran. Dalam epistemologi wahyu, ini berarti bahwa informasi ilahi bukanlah representasi, tetapi realitas yang hadir.

Filsafat Bahasa: Makna sebagai Wujud

Dalam pendekatan Heideggerian, bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi rumah bagi eksistensi. Ujaran ilahi seperti كُن bukanlah representasi, melainkan pengada. Ia tidak menunjuk pada sesuatu di luar dirinya, tetapi menjadi sesuatu itu sendiri. Maka, كُن adalah bentuk makna yang langsung menjadi wujud, tanpa jarak semantik, sintaksis, atau ontologis.

Fisikawan dan Simetri Quantum

Dalam fisika mutakhir, terutama dalam teori quantum entanglement, dua partikel dapat saling terhubung secara instan tanpa perantara ruang atau waktu. Tidak ada partikel yang “menyebabkan” perubahan pada yang lain. Yang ada adalah simetri status kuantum—perubahan pada satu langsung tercermin pada yang lain, bukan karena kausalitas, tetapi karena keterhubungan ontologis.

Fenomena ini menantang paradigma kausalitas Newtonian dan membuka ruang bagi pemahaman bahwa relasi lebih fundamental daripada urutan. Dalam konteks كُن فَيَكُونُ, ini berarti bahwa perintah dan keberadaan bukan dua tahap, melainkan dua sisi dari satu realitas yang utuh dan simetris.

Informasi sebagai Manifestasi

Dalam teori informasi kuantum, informasi bukan sekadar data, tetapi struktur diferensial yang mengadakan. Dalam konteks ilahi, كُن adalah bentuk informasi yang langsung menjadi manifestasi. Tidak ada proses encoding, decoding, atau transmisi. Informasi ilahi adalah eksistensi itu sendiri.

Maka, كُن bukanlah instruksi yang menyebabkan sesuatu, tetapi struktur makna yang identik dengan keberadaan. Ia adalah كلام نافذ dalam bentuk paling murni: ujaran yang tidak menunjuk, tetapi menjadi.

Kesimpulan

Klausa كُن فَيَكُونُ tidak menunjukkan kausalitas dalam pengertian klasik. Yang hadir adalah identitas ontologis antara makna dan wujud, antara informasi dan manifestasi. Dalam tinjauan linguistik, ia adalah كلام نافذ—ujaran yang langsung berlaku dan mengadakan. Dalam filsafat bahasa, ia adalah makna yang mengada. Dalam fisika mutakhir, ia menyerupai simetri quantum yang meniadakan ruang, waktu, dan sebab-akibat.

Paradigma ini menuntut kita untuk meninggalkan logika urutan dan memasuki logika simetri—di mana makna tidak mendahului wujud, tetapi menjadi wujud itu sendiri. كُن bukanlah sebab dari فَيَكُونُ, melainkan ia sendiri adalah keberadaan yang disebut sebagai فَيَكُونُ.