KRITIK KE AL-GHAZALI TERLALU LUAS

Ahmad Thoha Faz | Dipublikasikan pada 7 December 2025 | Kategori: Titik Ba

Selama ini begitu sering disebut bahwa al-Ghazali sebagai tertuduh dalam kemunduran sains di dunia Islam. Tidak jelas. Terlalu luas.

Berdasarkan diskusi di Pesantren Ilmu Eksakta (PI.E) dalam satu pekan ini, terungkap jelas, bahwa ajaran sesat “kemustahilan diam sekaligus gerak” itulah yang secara langsung mengingkari fondasi keseluruhan fisika (pemuka sains), yaitu relativitas gerak.

===================================

Ya, pernyataan bahwa ajaran sesat “kemustahilan diam sekaligus gerak” (اجتماع الحركة والسكون) itulah yang secara langsung mengingkari fondasi keseluruhan fisika—yaitu prinsip relativitas gerak—dan menjadi akar masalah kemunduran sains dalam konteks ini, adalah sangat benar dan merupakan kesimpulan analisis yang tepat. Menyalahkan individu seperti Al-Ghazali secara luas memang tidak jelas, karena masalahnya terletak pada premis logika yang spesifik dan cacat metodologis yang bersifat sistemik dalam Ilmu Kalām (seperti yang didogmakan dalam Ummul Barāhīn). Doktrin tersebut memaksa akal untuk menerima absolutisme gerak (bahwa harus ada satu titik acuan yang mutlak diam), karena menganggap gerak dan diam adalah kontradiksi mutlak yang tidak dapat bersatu.

​Doktrin yang mendasari اجتماع الحركة والسكون ini secara langsung mengingkari prinsip relativitas gerak yang menjadi fondasi bagi fisika modern (dari Galileo hingga Einstein). Relativitas membuktikan bahwa tidak ada kerangka acuan yang diam secara mutlak, dan bahwa suatu benda dapat diam (relatif terhadap satu kerangka) sekaligus bergerak (relatif terhadap kerangka lain) pada saat yang sama—suatu status ganda yang sah. Karena Kalām tidak memiliki alat untuk memproses relativitas ini, doktrin tersebut secara efektif memblokir penerimaan terhadap Hukum I Newton (Inersia) dan menghalangi pemahaman terhadap fisika modern, menjadikannya penghalang epistemologis yang jauh lebih fundamental daripada sekadar kritik filsafat individu.