POLEMIK "USTADZ TOLOL" (ISTILAH DARI HASANUDIN ABDURAKHMAN)

Ahmad Thoha Faz | Dipublikasikan pada 8 December 2025 | Kategori: Titik Ba

Tangkapan layar tulisan Hasanudin Abdurakhman
Tangkapan layar tulisan Hasanudin Abdurakhman

Polemik “Aqidah Korslet” sementara ini sudah mereda. Itu tentang jungkir-balik pembuktian, yang tidak lain merupakan upaya terstruktur dan sistematis menghancurkan fondasi logika, matematika dan sains. Mereka menganggap 1+1=2 sebagai aksioma, pernyataan yang tidak dibuktikan, tapi pada saat yang sama berusaha membuktikan aksioma ultimat (rukun iman ke-1).

Siapa pelaku utama penyebaran Aqidah Korslet? Tentu saja mereka yang selama ini disebut sebagai komunitas terhormat, yaitu “ulama”, tapi terbiasa offside. Dengan congkak mereka menganggap Stephen Hawking, Paul Davies, dkk tidak paham logika dan sains karena gagal membuktikan eksistensi Tuhan.

Nah, apa nama polemik yang sedang memanas sekarang, yaitu ajaran sesat “kemustahilan diam sekaligus gerak” yang dibungkus sebagai bagian pendidikan aqidah? Ini tentang penghancuran fondasi fisika yang juga dibungkus atas nama aqidah.

Fondasi fisika adalah inersia (hukum ke-1 Newton). Isaac Newton mustahil sampai pada hukum tersebut jika tidak berdiri di atas pundak Kepler, Galileo dan Rene Descartes.

Tiba-tiba muncul istilah dari doktor fisika, Hasanudin Abdurakhman. Yaitu “ustadz tolol” untuk menyebut sosok ustadz yang tidak paham hukum Newton tapi begitu percaya diri membahas tentang diam dan gerak.

Sebenarnya saya sudah diblokir doktor fisika lulusan Jepang tersebut. Entah oleh siapa, saya di-tag orang tak dikenal, tiba-tiba saja dia menunjukkan skrinsut.

Istilah “ustadz tolol” terdengar sangat menghina. Konotasi “tolol” itu sepedas istilah “dungu” yang sering dilontarkan Rocky Gerung. Namun, jika mempertimbangkan daya rusak yang dihasilkan akibat penghancuran fondasi fisika, istilah “tolol” itu terlalu sopan.

Tapi ustadz semacam itu, yang tidak paham hukum Newton, berlimpah. Mengapa? Sebab, ajaran kemustahilan diam sekaligus gerak tercantum jelas dalam kitab aqidah yang menjadi panduan jutaan santri: Ummul Barahin.