Artikel Kategori: Titik Ba

Berhentilah Mencari Bukti Adanya Tuhan: Sebuah Refleksi dari Dunia Ilmu Komputer Teoritis

| Oleh: Faiq Miftakhul Falakh, Ph.D

Sejak kecil, saya seperti banyak umat Islam lainnya, diajarkan bahwa Allah itu ada dan Maha Segalanya. Tapi seiring waktu, terutama setelah menempuh studi doktoral di bidang ilmu komputer di Jerman, saya menemukan sebuah sudut pandang yang semakin menguatkan keyakinan itu bukan melalui pembuktian, tetapi melalui pemahaman bahwa iman tidak membutuhkan bukti.

Disertasi doktoral saya membahas tentang Belief Revision atau dalam Bahasa Indonesia, revisi kepercayaan. Ini adalah cabang dari logika formal dan Artificial Intelligence (AI)  yang mencoba menjawab satu pertanyaan mendasar: Bagaimana seharusnya seseorang memperbarui kepercayaannya ketika mendapatkan informasi baru?

POLA PIKIR "IMAN BERLANJUT ISTIQOMAH" DI BALIK REVOLUSI FISIKA ALBERT EINSTEIN

| Oleh: Ahmad Thoha Faz

 Bebaskan imajinasi anda. 1+1=1, seperti juga 1+1=2, adalah tentang memberi nama.
Bebaskan imajinasi anda. 1+1=1, seperti juga 1+1=2, adalah tentang memberi nama.

Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, terutama fisika dan matematika, banyak fondasi besar justru lahir dari hal yang pada awalnya tidak menjadi perhatian utama. Fakta-fakta yang dulu dianggap teknis, remeh, atau sekadar gangguan kalkulatif, kemudian dijadikan aksioma—titik awal dari seluruh penalaran baru.

RELIGIUSITAS YANG MENGERIKAN

Kenekatan bodoh para agamawan sungguh mengerikan. Kelompok yang sering disebut sebagai ulama justru berada di barisan terdepan perusakan aqidah dan nalar umat Islam. Itu yang dapat disimpulkan dari polemik “1+1=2” yang berlangsung bertahun-tahun lalu.

1+1 jelas berbeda dengan 2. Bagaimana mungkin 1+1=2 itu aksioma, tidak menuntut pembuktian?

Para perusak logika umat Islam itu bukan para agamawan sembarangan. Mereka adalah para ustadz dengan kecerdasan di atas rata-rata sehingga getol menekuni manthiq yang dikenal sulit.